Jumat, 12 September 2014

Emak Berceloteh Tentang Sekolah

Mak.....sekedar sharing ya melepas unek-unek.

Pernahkah emak mengamati sekolah-sekolah jaman sekarang? Apa bedanya sekolah negeri dan swasta?

Jelas beda banget ya mak....dilihat dari namanya jelas yang negeri ini semuanya dikelola oleh negara. Ruang belajar dan segala perlengkapannya dibiayai oleh negara, bahkan muridnyapun digratiskan alias tidak dipungut biaya. Kalaupun harus bayar, bisa jadi untuk mengganti LKS dan buku-buku tulis yang memang tidak disubsidi oleh pemerintah. Sedangkan gurunya kebanyakan sudah diangkat menjadi pegawai negeri, bahkan sebagian sudah mengikuti sertifikasi. Bener kan mak?

Beda dengan sekolah swasta. Sekolah ini bisa jadi didirikan atas nama yayasan baik kelompok atau perorangan, dimana seluruh biaya operasional di sekolah diperoleh dari murid-muridnya. Artinya murid-murid dikenai biaya gedung, SPP tiap bulan, biaya buku-buku dan sebagainya, yang jumlahnya telah ditetapkan oleh yayasan.

Semakin lengkap fasilitas yang dimiliki sekolah, semakin mahal pula biaya yang dibebankan kepada murid. Tentunya bila ada sekolah yang memasang tarif tinggi dengan fasilitas serba lengkap, hanya anak-anak orang mampulah yang bisa sekolah di sekolah swasta macam itu.

Lalu pertanyaannya, bagaimana kualitas sekolah negeri dan sekolah swasta?  Dulu mak, jaman tahun 1980-an ketika saya mulai menapaki bangku sekolah, sekolah negeri jauh lebih unggul dibanding sekolah swasta. Bahkan, orang tua merasa bangga bila anaknya masuk ke sekolah negeri. Sementara bagi yang anaknya pas-pasan dan hanya mampu bersekolah di sekolah swasta, mereka seolah minder duluan.

Tapi apa yang terjadi saat ini? Sekolah negeri seolah tenggelam. Kualitasnyapun kalah jauh dengan sekolah swasta yang notabene "berbayar". Pernah nggak mendengar omongan orang....."wong negeri kok minta lebih, kalau sekolahnya aja gratis, jangan harap pendidikan yang diberikan akan maksimal."

Lho.......
Jadi sekarang seperti ini ya mak model sekolah di Indonesia? Sekolah negeri, yang semuanya gratis, berarti gurunya juga seenaknya mengajar? Padahak mak para guru itu kan digaji negara untuk mencerdaskan anak Indonesia. Kalau tiap hari banyak jam pelajaran kosong, alasannya rapat terus, tahu-tahu ulangan umum. Begitu selesai ulangan ternyata hasilnya tidak memuaskan, lalu siapa yang salah?

Terus terang mak saya sangat prihatin dengan kondisi sekolah negeri saat ini. Dulu saya akui seorang guru itu memang hebat. Dengan kemampuannya ia mampu mencerdaskan anak bangsa, tanpa pamrih lagi. Tapi mengapa beda banget degan kenyataan yang terjadi saat ini? Mungkin tidak semua sekolah negeri seperti ini, bahkan tidak semua guru negeri seperti yang saya katakan. Namun saya sangat prihatin dengan kenyataan yang saya hadapi mak.

Coba mak bayangkan, sekolah negeri dimana hubungan antara guru yang satu dengan lainnya tidak akur. Bahkan ada seorang guru yang mungkin merasa jenuh dengan tempatnya mengajar, akhirnya setiap mata pelajarannya selalu kosong, alasannya rapat. Begitu ada murid yang kurang mengerti tentang mata pelajaran yang diajarkan, tak seorangpun guru mau mengadakan les di sekolah secara gratis. Kalau dibayar ia baru mau........yang lebih memprihatinkan, setiap hari Sabtu murid-murid bebas alias tidak ada pelajaran.  Apakah ini model sekolah jaman sekarang mak?

Ya mak....ini sekedar ocehan saya, semoga kedepannya sekolah negeri bisa kembali bersinar seperti dulu. Semoga pemimpin kita yang baru bisa meninjau kembali pendidikan di Indonesia agar masa depan anak-anak bangsa makin cerah. Semangat......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar