Jumat, 12 September 2014

Emak Lagi Sebel

Mak.....hari ini rasanya sebel banget. Mau tahu kenapa coba? Pasti emak-emak yang sekarang berada di jalur saya, alias hanya sebagai "ibu rumah tangga" pernah merasakannya. Coba bayangin pekerjaan rumah yang tak ada habisnya, mulai dari cucian menumpuk, lantai rumah dan halaman kotor, belum masakin anak dan suami. Trusnya lagi, ulah anak yang bikin saya senewen.

Namanya anak ya mak, pasti suka jail. Hayo ngaku tidak? Hari ini Fawaz ada PR matematika, nggak banyak sih, cuma lima nomor. PRnya tuh seputaran KPK, FPB dan faktor bilangan prima. Masih ingat kan mak?  Gara-gara punya anak nih, saya jadi mengenang masa lalu alias ingat semua pelajaran SD hehehe.....


Jadi ceritanya saya mau bantuin Fawaz ngerjain PR.....memang sengaja Fawaz saya suruh menghitung dulu, kalau tidak bisa baru saya bantu. Lha namanya Fawaz, dasar anaknya penakut. Jadi kalau jawabannya tidak sesuai dengan petunjuk guru kelasnya, dia langsung bilang "takut". Sudah dijelaskan secara gamblang kalau cara menjelaskannya tidak sama, pasti teriak.

PR hanya lima nomor membuat saya harus menguras tenaga mak. Saya harus teriak sambil meyakinkan kalau cara saya juga betul. Soalnya ketika saya tanya bagaimana cara gurunya, iya hanya bilang..."pokoknya....." Coba emak mana yang tidak pusing.

Duh....bener-bener deh, punya anak satu makin besar makin repot....ini gerutu saya mak. Tapi mak kalau dipikir-pikir kalau tidak punya anak repot juga kan mak? Wong, anak main gak pulang-pulang aja bingung....iya kan mak?

Dan akhirnya Fawazpun bisa menerima penjelasan saya. Dalam pandangan saya, mendampingi anak belajar itu perlu. Justru ini seninya. Kita bisa sambil debat, adu argumen. Urusan menang kalah atau benar salah belakangan mak. Yang penting sebagai emak yang berkutat dengan aktifitas perdapuran dan rumah tangga, jangan sampailah meninggalkan tugas mendampingi anak belajar.

Meski sebel, tapi akhirnya saya bisa memetik hikmah dari sini mak. Bahwa Fawaz tuh anaknya patuh pada gurunya, ia takut kalau tidak mengerjakan PR, dan akhirnya setelah diomelin kesana-kemari akhirnya ia menjadi anak penurut juga.

Eit mak....urusan sebel-sebelan jangan tiru saya ya....saya harus menimbun stok sabar untuk mengurus anak. Berbahagialah emak yang dengan penuh kesabarannya rela mendampingi anak meski dijutekin anak atau banggalah emak yang mempunyai anak penurut. Yang pasti semua itu melalui sebuah proses. Untuk membentuk anak yang penurut, perlu tahapan-tahapan. Karena anak tidak butuh untuk dimarahi, namun ia perlu perhatian, bimbingan, dorongan, semangat dan motivasi. Keep on spirit ya mak.

2 komentar:

  1. Wah saya yang bukan emak emak, tapi bapak bapak boleh juga nda ikutan sebel ya

    BalasHapus
  2. memang cara mengajar guru sekarang beda dengan kita jaman dulu mak... padahal hasilnya juga samimawon....hehehe

    BalasHapus