Mak…..pola hidup yang serba instan saat ini agaknya dapat
mengubah gaya hidup kita. Taruhlah para pegawai kantoran yang aktifitas
kerjanya demikian padat, tak jarang ia melengkapi ruangan kantornya dengan
berbagai fasilitas yang dibutuhkan. Misalnya, agar tidak bolak-balik naik turun
tangga demi mengambil minuman di ruang dapur, maka ia membeli dispenser dan
meletakkannya di ruang kantornya.
sumber disini |
Tak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi jabatan seseorang
disebuah instansi, aktifitas kerjanyapun semakin padat. Ia dituntut bisa
menghandle semua pekerjaan dalam waktu yang lumayan singkat. Kalau sudah
demikian, untuk memenuhi kebutuhan pribadinya saja seolah tak sempat. Kebutuhan
akan makan dan minum seolah dikesampingkan. Ia mencari praktisnya saja dengan
melengkapi ruang kantornya dengan dispenser, lemari es atau alat pemanas untuk
memasak mie instan.
Tak berbeda jauh dengan seorang ibu rumah tangga yang
notabene hanya di rumah saja. Ia menganggap bahwa aktifitas di rumah sudah
sangat menyita waktunya, sehingga waktu luangnya lebih ia gunakan untuk
istirahat atau menunggui anak-anaknya bermain.
Hal yang sama juga berlaku bagi seorang penulis. Coba emak
bayangkan, seorang penulis yang hari-harinya berkutat dengan laptop, menghabiskan seluruh waktunya
demi mengejar deadline tulisannya didepan meja laptop. Disatu sisi ia masih
menggunakan otaknya untuk berpikir dan menuangkan ide dalam sebuah tulisan. Namun,
ia tidak menyadari bahwa ada sisi lain yang tengah mengintainya.
Kesehatan. Ya inilah yang sering diabaikan oleh masyarakat
modern saat ini. Gaya hidup yang praktis dan serba instan menjadi pemicu
timbulnya berbagai penyakit. Kalau dulu banyak penyakit ditimbulkan karena faktor
keturunan, kini justru pola makan dan gaya hiduplah pemicunya.
Saya sangat terkejut manakala menerima sebuah berita duka
dari teman saya. Ia meninggal gara-gara stroke. Tak begitu lama sahabat adik saya,
seorang pimpinan di sebuah BUMN yang berotak brilliant, tiba-tiba juga
meninggal setelah berpesta pora menikmati olahan daging kambing. Bahkan family
saya akhirnya juga meninggal setelah sekian lama berjuang melawan kanker
payudaranya. Penyakit yang mereka derita bukan karena keturunan, melainkan
karena dua hal yang saya sebutkan diatas.
Olahraga memang menyehatkan. Namun tak jarang ada
olahragawan yang tiba-tiba terserang jantung dan akhirnya meninggal. Banyak olahragawan
yang sedang menjalankan aktifitasnya tiba-tiba pingsan, seperti saat sedang
lari atau bermain futsal, tiba-tiba jatuh dan nyawanya tak bisa terselamatkan. Hal
ini disebabkan sang olahragawan salah berolahraga.
Olahraga yang benar sebaiknya dilakukan secara rutin. Bila satu
minggu ada tujuh hari, maka dalam tujuh hari itulah usahakan melakukan
olahraga, minimal selama 30 menit. Tak harus terlalu keras berolahgara. Jalan santai
mengelilingi lapangan atau senam kecil didepan rumah, sudah cukup membuat
peredaran darah didalam tubuh kita jadi lancar. Yang lebih membahayakan bila
melakukan olahraga berat hanya sekali seminggu tanpa diimbangi olahraga ringan
pada hari-hari lainnya. Tubuh seolah kaget, sehingga menjadi pemicu timbulnya
penyakit.
Karyawanpun bisa melakukan olahraga ditengah aktifitasnya
yang padat, seperti naik turun tangga, menjauhkan dispenser dan alat-alat
lainnya dari ruang kantornya atau berjalan kaki menuju kantor bila jarak antara
rumah dan kantor dekat.
Selain itu makananpun perlu dijaga. Makanan siap saji atau
minuman softdrink ternyata menjadi pemicu timbulnya berbagai penyakit. Inilah
yang sebaiknya kita hindari. Dan bagi siapa saja yang divonis suatu penyakit
janganlah berkecil hati, karena tak ada penyakit yang taka da obatnya, asal
kita mau menuruti anjuran dokter.
Sebagai contoh kalau kita divonis hipertensi, sebaiknya
jauhi makanan yang bisa menaikkan tensi, seperti daging kambing, sawi putih,
daun singkong dan sebagainya. Demikian juga dengan penyakit lain. Pantangan
yang diberikan dokter bila kita patuhi, saya yakin penyakit itu perlahan bisa
sembuh.
Jadi mak…..mulai detik ini mari kita ubah kebiasaan kita,
pola makan kita dan gaya hidup kita yang serba instan. Hidup memang terlalu
indah untuk dinikmati, namun jangan sampai melanggar pantangan hanya karena
beranggapan bahwa hidup hanya sekali, yang menganggap rugi kalau tidak menuruti
semua keinginan. Akan lebih baik bila kita menerapkan pola hidup sehat,
hiduppun akan terasa lebih indah lagi, jauh lebih indah dari hari-hari
sebelumnya. Dan jangan lupa untuk gabung disini ya......
iya nih mak, maunya hidup sehat hikss apa daya makanan masih sangat menggoda *alesaan
BalasHapushehehe....makanan lebih menggoda ya mak, sayang bila tidak dimakan
BalasHapus