Senin, 26 Januari 2015

Ajari Anak Untuk Mengenal Kata Maaf

Maaak......pernahkah emak menganggap anak-anak itu nakal? Mereka susah diatur, suka membantah bahkan minta sesuatu seolah memaksa. Atau pernahkah emak melihat seorang anak jail yang terus membuat temannya menangis? Atau bahkan emak sering memarahi anak-anak gara-gara mereka suka ceroboh, menumpahkan sayur, mencorat-coret dinding tembok atau mengompol sekalipun?

Itulah dunia anak-anak mak. Mereka dengan segala tingkah lakunya kadang membuat kita sebagai orang tuanya geram. Apalagi jika melihat barang kita yang dibeli dengan harga mahal, tiba-tiba dipecahkan oleh anak atau dibuat mainan sehingga ia rusak, pastinya kita akan marah bahkan tanpa sengaja memukulnya.


Sebenarnya memberi hukuman anak tanpa menunjukkan sebab-akibatnya bukanlah hal yang baik. Barangkali kita pernah merasakan, anak semakin dilarang justru dia akan cenderung berbuat. Seperti halnya kita melarang anak untuk mengendarai sepeda, tetapi kita tidak menjelaskan sebab akibatnya, maka sang anak makin penasaran. Bisa jadi ia akan mencobanya secara diam-diam.

Demikian halnya dengan mengajarkan kata maaf. Seringkali anak menumpahkan sesuatu, minuman misalnya. Lalu kita memarahinya karena lantai jadi basah. Bisa jadi anak berontak, karena ia anggap menumpahkan air di lantai itu sesuatu yang sepele. Namun bila kita perlahan mengajarkan kata maaf, niscaya anakpun akan mengerti. Setiap berbuat kesalahan, ia pasti meminta maaf.

Contoh nyata yang terjadi pada Fawaz mak. Dulu sewaktu ia ngompol, saya sempat memarahinya karena sprei jadi basah. Namun setelah tersadar ia buru-buru minta maaf pada saya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Demikian juga dengan perbuatan lain yang dirasa mengandung kesalahan, maka ia tak pelit untuk meminta maaf.

Pernah suatu hari Fawaz tanpa sengaja memukul kepala saya. Iapun buru-buru mendekati saya, mengusap kepala saya, mencium kening saya, hingga akhirnya meminta maaf kepada saya. Lalu apa yang saya lakukan? Sebenarnya pukulan Fawaz sangat keras dan membuat kepala saya pusing, namun karena ia jujur mengakui kesalahannya, akhirnya sayapun memaafkannya.

Mengajari anak untuk mengenal kata maaf bukanlah perkara mudah. Butuh banyak contoh dan tindakan. Saya harus berulangkali menjelaskan, bila Fawaz berbuat salah baik disengaja maupun tidak maka ia harus minta maaf. Meminta maaf itu sama halnya menjalin persahabatan. Namun bila kita berbuat suatu kesalahan namun tidak berani meminta maaf, maka itu sama halnya dengan membuka lebar-lebar pintu permusuhan.

Sejak saat itu Fawaz jadi sering meminta maaf jika ia berbuat salah. Dan memang benar mak, ketika kita mengajarkan kata maaf dengan benar kepada anak, maka anakpun akan mempunyai jiwa pemaaf dan saling mengasihi. Ia mudah iba terhadap sesama, apalagi terhadap seseorang yang memprihatinkan keadaannya.

Maaak....mulai sekarang mari kita ajarkan kata maaf kepada anak kita, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang pemaaf dan saling mengasih terhadap makhluk ciptaan Allah.......

1 komentar:

  1. betul itu mak. maaf, tolong, terima kasih, harus diteladani dulu dari orangtua anak akan mengikuti. makasih disadarkan nih

    BalasHapus