Minggu, 22 Februari 2015

Ketika Anak Mengambil Tanpa Izin

Mak....sebenarnya saya tidak setuju dengan istilah anak kolong, karena istilah itu identik dengan anak yang nakal, susah dinasehati, cenderung berbuat semaunya dan bandel. Pokoknya istilah ini mewakili sebuah predikat yang sangat jelek. Biasanya istilah anak kolong ditujukan kepada anak tentara.

Sama sekali saya tidak sependapat. Kalau semua anak tentara dikatakan anak kolong, sama artinya bahwa anak tentara itu nakal-nakal. Tapi apa iya? Rasanya nakal/tidaknya seorang anak itu tergantung bagaimana orang tua mendidiknya. Sebagus apapun perangai orang tua, setinggi apapun jabatan orang tua, kalau mereka tidak pandai mendidik anak dengan baik rasanya percuma saja.

Rabu, 11 Februari 2015

Ajari Anak Mengenal TuhanNya

Mak, mengajari anak untuk mengenal agamanya tuh gampang-gampang susah. Apalagi saat ini jaman semakin canggih, anak terus disibukkan dengan aneka game di gadgetnya. Setiap orang tuanya berteriak, "nak, sholat duluuuu..."

Apa coba jawabannya? Pasti tak jauh-jauh dari kata, "sebentar ma, tanggung nih tinggal dikit lagi..."

Ayo ngaku deh, pasti kalau urusan agama atau ibadah anak-anak tuh bawaannya menunda terus. Tapi kalau main game, Wih cepet banget sampai nyamber segala hehehe...

E..tapi tidak semua kan ya mak...
Pengalaman saya mak, sejak kecil Fawaz sudah saya ajarkan mengenal Allah. Dulu ketika baju koko seukuran dia belum ada, saya bela-belain menjahitkannya di penjahit. Jadilah setiap acara keagamaan, Fawaz selalu saya bawa serta.

Ternyata efeknya sampai sekarang. Ia jadi terbiasa dengan kegiatan keagamaan. Disamping itu saya juga memberikan contoh di rumah. Ternyata apa yang saya lakukan di rumah seperti sholat dan membaca al-qur'an diikuti Fawaz sampai sekarang.

Jadi mak untuk mengajarkan anak mengenal Tuhan-Nya itu harus dimulai dari orang tuanya. Seberapa besar kita menanamkan nilai-nilai agama kepada anak, seberapa sering kita memberikan contoh menjalankan ibadah dan seberapa sering kita mengimplementasikan nilai-nilai ibadah bagi kepentingan orang lain, niscaya anakpun akan mencontoh setiap sikap dan perbuatan kita.

Satu hal yang tak boleh terlupa, dampingi anak kita, ingatkan terus untuk selalu beribadah. Bila anak masih beraktifitas memasuki waktu ibadah, jangan bosan-bosan untuk mengingatkan agar berhenti sejenak guna beribadah. Kelak bila sang anak telah terbiasa maka ia akan disiplin dengan sendirinya.

Fawaz juga demikian mak. Saya memberinya kebebasan untuk melakukan aktivitasnya. Namun bukan berarti saya lepas tangan. Tetap ada kontrol, artinya di setiap jam ibadah selalu saya ingatkan dia untuk melaksanakan kewajibannya sebagai umat Islam.

Minggu, 08 Februari 2015

Jangan Pukul Anak Karena Kesalahannya

Mak, apa sih yang emak lakukan bila anak berbuat salah atau melawan? Memarahinya, mengomelinya atau memukulinya?  Tidakkah emak menyelediki dulu sampai sejauh mana kesalahannya atau bahkan faktor apa saja yang menyebabkan si anak berbuat salah?

Kamis, 05 Februari 2015

Aturan Sekolah Yang Aneh Bikin Orang Tua Pusing

Maak...sebenarnya saya ingin sekali seperti emak-emak lainnya yang menyekolahkan anaknya di sekolah favorit. Sayang, seringnya berpindah-pindah tempat tinggal membuat saya miskin informasi. Apalagi kalau mendengar biaya pendidikan di sekolah favorit yang super mahal...aduhhh nyerah aja deh. Akhirnya balik lagi ke sekolah yang minim biaya.


Tapi ya gitu mak, sekolah minim biaya, peraturannya makin aneh-aneh. Dan karena minim informasi itulah akhirnya saya menyekolahkan Fawaz di sekolah negeri. Sebenarnya tidak masalah sih mau memasukkan Fawaz di sekolah manapun, asal dia nyaman dan mudah mengikuti pelajarannya.

Selasa, 03 Februari 2015

Waspadai Pedagang Makanan Nakal

Selamat pagi emak-emak yang cantik nan inspiratif, kali ini saya ingin sedikit berceloteh tentang jajanan yang beredar di sekeliling kita. Jangan sampai kita terlena oleh makin banyaknya aneka rupa jajanan, hingga tidak mengulik bagaimana proses pembuatannya. Terutama bahan yang digunakan untuk mencampur adonan jajanan tersebut.

Menyaksikan tayangan Reportase Investigasi di sebuah stasiun televisi, sungguh membuat saya tercengang mak. Pasalnya jajanan yang dulu kerapkali saya beli, bahkan sering saya gunakan sebagai pengganjal perut, ternyata ada bahan berbahaya didalamnya. Bila jajanan itu sering dikonsumsi lambat laun akan merusak organ tubuh kita.