Tampilkan postingan dengan label Pendidikan dan Parenting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan dan Parenting. Tampilkan semua postingan
Selasa, 28 Oktober 2014
Minggu, 26 Oktober 2014
Lomba Sepeda Hias di Masjid
Mak, meski tinggal di Bali saya mewajibkan Fawaz belajar mengaji di masjid dan mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan oleh remaja masjid. Hari Sabtu kemarin bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1436 Hijriyah, masjid kompleks kami mengadakan berbagai perlombaan untuk anak-anak usia 7 - 10 tahun. Ada lomba mewarnai, lomba sepeda hias dan lomba rangking 1.
Setiap ada perlombaan, Fawaz sangat antusias mengikutinya. Kali ini dia memilih mengikuti lomba sepeda hias. Dia malu untuk mengikuti lomba mewarnai, karena didominasi oleh anak-anak TK. Sementara untuk mengikuti lomba rangking 1, dia belum siap dengan materinya.
Jadilah pada hari Jum'at malam saya begadang bersama suami untuk menghias sepeda. Mengingat keterbatasan bahan, akhirnya kami menghias seperti layaknya sepeda hias yang mengikuti pawai. Namun melihat kerja keras kami, Fawazpun terlihat senang, dia memuji kerja kami bagus, meski akhirnya saya cekikikan sendiri.
Begitu hari Sabtu, saat lomba sepeda hias akan dilaksanakan, saya melihat antusias Fawaz untuk mengikuti lomba. Dia bergegas menuju masjid dan memarkir sepedanya dideretan sepeda hias yang warna-warni. Tak harus menunggu lama, panitiapun menggiring peserta lomba untuk mengelilingi seluruh gang di kompleks.
Setiap ada perlombaan, Fawaz sangat antusias mengikutinya. Kali ini dia memilih mengikuti lomba sepeda hias. Dia malu untuk mengikuti lomba mewarnai, karena didominasi oleh anak-anak TK. Sementara untuk mengikuti lomba rangking 1, dia belum siap dengan materinya.
Jadilah pada hari Jum'at malam saya begadang bersama suami untuk menghias sepeda. Mengingat keterbatasan bahan, akhirnya kami menghias seperti layaknya sepeda hias yang mengikuti pawai. Namun melihat kerja keras kami, Fawazpun terlihat senang, dia memuji kerja kami bagus, meski akhirnya saya cekikikan sendiri.
penampakan sepeda hias karya emak Fawaz |
Jumat, 17 Oktober 2014
Mudahnya Meminta Maaf
Mak.....
Ternyata minta maaf itu susah banget. Apalagi bagi anak seumuran Fawaz yang notabene egonya masih tinggi. Namun saya tidak patah semangat. Berbagai cara saya lakukan agar Fawaz mau minta maaf ketika ia salah.
Ternyata minta maaf itu susah banget. Apalagi bagi anak seumuran Fawaz yang notabene egonya masih tinggi. Namun saya tidak patah semangat. Berbagai cara saya lakukan agar Fawaz mau minta maaf ketika ia salah.
sumber disini |
Pentingnya Menjalin Komunikasi Antara Ibu dan Anak
Mak……
Apakah emak termasuk ibu yang peduli kepada anak sendiri atau
membiarkan tumbuh apa adanya? Saya akui menjadi seorang ibu adalah tugas yang
teramat sangat berat sekaligus sangat mulia. Coba bayangkan ketika Allah
menitipkan janin dalam rahim seorang wanita, tentunya ia harus berjuang selama sembilan
bulan menjaga dan merawat kandungannya hingga saatnya lahir nanti.
sumber disini |
Senin, 13 Oktober 2014
Di Buli Karena Layang-layang
Mak....
Terus terang saya prihatin dengan kondisi anak-anak jaman sekarang. Dulu, ketika saya masih kecil, anak-anak sebaya saya, cenderung sopan dan menghormati orang tua. Kalaupun ada anak nakal, kenakalan mereka masih bisa ditolerir.
Tapi, yang terjadi saat ini seolah berbalik 180 derajat. Anak-anak cenderung semau gue, tak mau menghormati yang tua. Dan kejadian baru-baru ini hampir membuat saya geram. Fawaz tiba-tiba dihadang segerombolan anak, yang masih tetangga saya, sewaktu berangkat mengaji ke masjid. Mereka memberhentikan laju sepeda Fawaz dengan paksa.
Terus terang saya prihatin dengan kondisi anak-anak jaman sekarang. Dulu, ketika saya masih kecil, anak-anak sebaya saya, cenderung sopan dan menghormati orang tua. Kalaupun ada anak nakal, kenakalan mereka masih bisa ditolerir.
Tapi, yang terjadi saat ini seolah berbalik 180 derajat. Anak-anak cenderung semau gue, tak mau menghormati yang tua. Dan kejadian baru-baru ini hampir membuat saya geram. Fawaz tiba-tiba dihadang segerombolan anak, yang masih tetangga saya, sewaktu berangkat mengaji ke masjid. Mereka memberhentikan laju sepeda Fawaz dengan paksa.
sumber disini |
Rabu, 01 Oktober 2014
Jangan Ajari Anak Berbuat Curang
Mak........
Anak itu ibarat kertas putih tanpa coretan. Ia cenderung mengikuti apa yang dilihat dan didengarnya. Ketika ia melihat temannya berbuat sesuatu, iapun ingin mengikutinya, tanpa mempertimbangkan benar atau salah.
Demikian halnya ketika orang tua menyuruh anak untuk berbuat sesuatu. Dalam hitungan jari si anak akan melakukannya. Karena anak telah terbiasa, bahwa perintah orang tua harus dituruni. Ini menjadikan sebuah kewajiban bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik, agar kelak anak terbiasa untuk berbuat baik pula.
Anak itu ibarat kertas putih tanpa coretan. Ia cenderung mengikuti apa yang dilihat dan didengarnya. Ketika ia melihat temannya berbuat sesuatu, iapun ingin mengikutinya, tanpa mempertimbangkan benar atau salah.
Demikian halnya ketika orang tua menyuruh anak untuk berbuat sesuatu. Dalam hitungan jari si anak akan melakukannya. Karena anak telah terbiasa, bahwa perintah orang tua harus dituruni. Ini menjadikan sebuah kewajiban bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik, agar kelak anak terbiasa untuk berbuat baik pula.
Selasa, 23 September 2014
Anak Bukanlah Robot
Maaak....apa yang emak pikirkan tentang anak? Apakah emak-emak disini selalu menuntut anak untuk bisa ini itu? Kalau demikian sama halnya emak menjadikan anak sendiri sebagai robot. Jangan sampai seperti itu ya mak, kasihan anaknya.
Saya punya cerita nih mak. Tetangga saya mempunyai tiga orang anak cowok. Semuanya sudah bersekolah. Si sulung masuk SMA, tengah duduk di SD dan si bungsu masih TK. Nah...si emaknya selalu menuntut anak-anaknya untuk berprestasi di sekolahnya. Dalam bayangannya, anak yang pandai adalah anak yang selalu mendapat juara di kelasnya.
Saya punya cerita nih mak. Tetangga saya mempunyai tiga orang anak cowok. Semuanya sudah bersekolah. Si sulung masuk SMA, tengah duduk di SD dan si bungsu masih TK. Nah...si emaknya selalu menuntut anak-anaknya untuk berprestasi di sekolahnya. Dalam bayangannya, anak yang pandai adalah anak yang selalu mendapat juara di kelasnya.
Langganan:
Postingan (Atom)