Kamis, 20 Desember 2018
Selasa, 18 Juli 2017
SO GOOD Ayam Potong Kuah Cabe Hijau, Sajian Spesial Di Hari Lebaran
Bagi saya, lebaran kali ini terasa begitu singkat. Sempat memesan tiket pesawat untuk ke Jawa, namun pada akhirnya saya batalkan. Lalu kembali saya pesan tiket dengan jadwal yang berbeda, asal bisa pulang ke Jawa untuk berlebaran disana. Sudah pasti, tak terhitung berapa besarnya rupiah yang harus saya keluarkan. Belum lagi urusan sekolahnya Fawaz yang serba rumit.
Minggu, 20 September 2015
Jangan Biarkan Anak Bawa Motor Sendiri
Ada banyak cara mewujudkan rasa kasih sayang kepada buah
hati. Menuruti sebagian permintaannya, memberikan kado disaat buah hati
mendapatkan nilai bagus di sekolah, dan masih banyak lagi. Namun ada sesuatu
yang salah, yang akhir-akhir ini telah menjadi sebuah kebiasaan di masyarakat. Salah
satunya adalah memberikan kebebasan buah hati untuk mengendarai motor.
| sumber: www.selasar.com |
Minggu, 23 Agustus 2015
Sanggupkah Menjadi Ibu Yang Baik
Apakah saya sudah menjadi ibu yang baik?
Bagaimana dengan anak saya nantinya?
Apakah saya bisa membentuk karakter anak menjadi pribadi
yang santun dan mandiri?
Terus terang pertanyaan-pertanyaan itu kerapkali berkelebat
di benak saya. Bukan merasa gamang menghadapi kenyataan saat ini, namun
sebentuk kekawatiran seolah terus menghantui saya, ketika menyaksikan berbagai
kisah kehidupan.
| sumber: adenprostusta.mywapblog.com |
Selasa, 28 Juli 2015
Lebaran dan Angpau
Lebaran baru saja berlalu. Inilah moment yang ditunggu Fawaz
untuk merayakannya di pulau Jawa. Meski sudah empat kali bisa melewatkan
lebaran bersama keluarga besar di Jawa, namun lebaran kali ini terasa berbeda. Kalau
dulu ia hanya ingin meluapkan rasa rindunya untuk berkumpul dengan teman dan
saudara-saudaranya, kini angpau-lah yang diburunya.
Selasa, 16 Juni 2015
Seberapa Besar Gadget Mempengaruhi Perkembangan Anak
Beberapa waktu lalu saya membaca tulisan mak Leyla Hana tentang sebuah review. Dalam tulisannya di blog beliau menjelaskan bahwa gadget terbukti memberikan dampak negatif bagi perkembangan anak, diantaranya:
- Gadget membuat anak tidak bisa mandiri, ia cenderung menjadi pribadi yang malas, baik malas belajar maupun malas melakukan segala hal seorang diri.
- Gadget membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak sopan. Setiap berbicara dengan lawan jenisnya, ia cenderung meremehkan dan tidak mau memandang lawan bicaranya.
- Gadget membuat anak tidak bisa mengambil keputusan secara tepat.
- Gadget membuat anak tidak mudah mencerna kalimat yang disampaikan lawan bicaranya. Ia langsung menangkap kalimat secara global dan tidak mencerna apa inti dari kalimat yang didengarnya, sehingga ia cenderung meluapkan emosi tanpa menelaah kalimat yang diterimanya.
- Gadget membuat anak sering emosi, marah-marah tanpa alasan yang tepat.
- Gadget membuat anak kurang pandai bergaul dengan banyak teman.
Rabu, 13 Mei 2015
Trauma Berkepanjangan
Mak, pernah gak sih merasakan trauma berkepanjangan? Rasanya bikin takut-takut ngeri ya......
Eit...trauma apa dulu dong? Yang jelas bukan "trauma Marisa" ya hehehe.......
Oh ya mak, kebetulan saya pernah mengalami sebuah kejadian yang berakibat trauma akan suatu hal. Terus terang ini kesekian kalinya terjadi, namun justru bukan saya saja yang trauma, tetapi Fawaz lebih trauma lagi. Sampai-sampai dia terus mengingatkan saya untuk lebih waspada.
Eit...trauma apa dulu dong? Yang jelas bukan "trauma Marisa" ya hehehe.......
Oh ya mak, kebetulan saya pernah mengalami sebuah kejadian yang berakibat trauma akan suatu hal. Terus terang ini kesekian kalinya terjadi, namun justru bukan saya saja yang trauma, tetapi Fawaz lebih trauma lagi. Sampai-sampai dia terus mengingatkan saya untuk lebih waspada.
Selasa, 05 Mei 2015
Suka Pilih-pilih Teman
Mak.....apa khabarnya? Semoga sehat semuanya ya, dan jangan
bosan kalau saya kembali hadir dengan ocehan tentang anak-anak.
Terus terang akhir-akhir ini saya sering mengamati tingkah
laku teman-teman Fawaz. Bukan bermaksud membeda-bedakan, namun saya ingin
mengetahui dengan teman seperti apa Fawaz bergaul. Saya tidak ingin Fawaz salah
memilih teman, karena bukan tidak mungkin ada diantara teman-temannya yang
mempunyai kebiasaan buruk, sehingga perlahan mempengaruhi kebiasaannya.
Minggu, 03 Mei 2015
BERBAGI BAHAGIA BERSAMA TABLOID NOVA.COM
Hai mak....bagaimana cerita bahagia emak? Tentunya ada banyak cerita di sekeliling kita yang membuat kita bahagia. Tak harus mewah, atau bahkan tak perlu dinilai dengan materi karena sesungguhnya bahagia itu sederhana. Daripada hanya dipendam dalam hati, yuk mak tuangkan cerita emak dalam Kontes SEO yang diadakan oleh Tabloid Nova. Mau tahu persyaratannya? Yuk simak baik-baik dibawah ini ya.....
BERBAGI BAHAGIA
BERBAGI BAHAGIA
BERSAMA TABLOID NOVA.COM
Hai Sahabat Nova,
Seperti apa kisah bahagia dalam hidup Anda?
Mari berbagi ceritanya dan buat orang lain merasakan kebahagiannya
Seperti apa kisah bahagia dalam hidup Anda?
Mari berbagi ceritanya dan buat orang lain merasakan kebahagiannya
Kamis, 23 April 2015
Tutorial Membuat Liontin Kolase dari Biji-bijian
Mak....pernahkah dipusingkan permintaan anak untuk membuatkan prakarya? Bagi emak yang kebetulan putra-putrinya sedang duduk di bangku SD, tentunya sering kebingungan ketika mereka mendapatkan tugas dari sekolah. Akan dibuatkan prakarya seperti apa? Atau bagaimana membuatkan prakarya yang unik dan menarik?
Nah, emak jangan bingung ya. Sebenarnya banyak cara dan ragam untuk membuatkan prakarya buah hati kita. Dengan membeli buku tutorial di toko buku, atau googling di internet, kita akan mendapatkan banyak cara membuat prakarya untuk anak sekolah. Bahan dan caranya pun sangat mudah.
Nah, emak jangan bingung ya. Sebenarnya banyak cara dan ragam untuk membuatkan prakarya buah hati kita. Dengan membeli buku tutorial di toko buku, atau googling di internet, kita akan mendapatkan banyak cara membuat prakarya untuk anak sekolah. Bahan dan caranya pun sangat mudah.
Minggu, 05 April 2015
Pelajaran Berharga dari Film Anak “Brandal-brandal Ciliwung”
Mak....sudah pernah nonton film “Brandal-brandal Ciliwung”
belum? Menurut saya film ini sarat dengan pelajaran berharga mak. Awalnya saya
tidak tahu cerita film ini, namun gara-gara Fawaz sering buka youtube di
tablet, akhirnya saya ikut ketagihan pengen nonton film ini berulangkali.
| sumber: google.co.id |
Minggu, 22 Februari 2015
Ketika Anak Mengambil Tanpa Izin
Mak....sebenarnya saya tidak setuju dengan istilah anak kolong, karena istilah itu identik dengan anak yang nakal, susah dinasehati, cenderung berbuat semaunya dan bandel. Pokoknya istilah ini mewakili sebuah predikat yang sangat jelek. Biasanya istilah anak kolong ditujukan kepada anak tentara.
Sama sekali saya tidak sependapat. Kalau semua anak tentara dikatakan anak kolong, sama artinya bahwa anak tentara itu nakal-nakal. Tapi apa iya? Rasanya nakal/tidaknya seorang anak itu tergantung bagaimana orang tua mendidiknya. Sebagus apapun perangai orang tua, setinggi apapun jabatan orang tua, kalau mereka tidak pandai mendidik anak dengan baik rasanya percuma saja.
Sama sekali saya tidak sependapat. Kalau semua anak tentara dikatakan anak kolong, sama artinya bahwa anak tentara itu nakal-nakal. Tapi apa iya? Rasanya nakal/tidaknya seorang anak itu tergantung bagaimana orang tua mendidiknya. Sebagus apapun perangai orang tua, setinggi apapun jabatan orang tua, kalau mereka tidak pandai mendidik anak dengan baik rasanya percuma saja.
Rabu, 11 Februari 2015
Ajari Anak Mengenal TuhanNya
Mak, mengajari anak untuk mengenal agamanya tuh gampang-gampang susah. Apalagi saat ini jaman semakin canggih, anak terus disibukkan dengan aneka game di gadgetnya. Setiap orang tuanya berteriak, "nak, sholat duluuuu..."
Apa coba jawabannya? Pasti tak jauh-jauh dari kata, "sebentar ma, tanggung nih tinggal dikit lagi..."
Ayo ngaku deh, pasti kalau urusan agama atau ibadah anak-anak tuh bawaannya menunda terus. Tapi kalau main game, Wih cepet banget sampai nyamber segala hehehe...
E..tapi tidak semua kan ya mak...
Pengalaman saya mak, sejak kecil Fawaz sudah saya ajarkan mengenal Allah. Dulu ketika baju koko seukuran dia belum ada, saya bela-belain menjahitkannya di penjahit. Jadilah setiap acara keagamaan, Fawaz selalu saya bawa serta.
Ternyata efeknya sampai sekarang. Ia jadi terbiasa dengan kegiatan keagamaan. Disamping itu saya juga memberikan contoh di rumah. Ternyata apa yang saya lakukan di rumah seperti sholat dan membaca al-qur'an diikuti Fawaz sampai sekarang.
Jadi mak untuk mengajarkan anak mengenal Tuhan-Nya itu harus dimulai dari orang tuanya. Seberapa besar kita menanamkan nilai-nilai agama kepada anak, seberapa sering kita memberikan contoh menjalankan ibadah dan seberapa sering kita mengimplementasikan nilai-nilai ibadah bagi kepentingan orang lain, niscaya anakpun akan mencontoh setiap sikap dan perbuatan kita.
Satu hal yang tak boleh terlupa, dampingi anak kita, ingatkan terus untuk selalu beribadah. Bila anak masih beraktifitas memasuki waktu ibadah, jangan bosan-bosan untuk mengingatkan agar berhenti sejenak guna beribadah. Kelak bila sang anak telah terbiasa maka ia akan disiplin dengan sendirinya.
Fawaz juga demikian mak. Saya memberinya kebebasan untuk melakukan aktivitasnya. Namun bukan berarti saya lepas tangan. Tetap ada kontrol, artinya di setiap jam ibadah selalu saya ingatkan dia untuk melaksanakan kewajibannya sebagai umat Islam.
Apa coba jawabannya? Pasti tak jauh-jauh dari kata, "sebentar ma, tanggung nih tinggal dikit lagi..."
Ayo ngaku deh, pasti kalau urusan agama atau ibadah anak-anak tuh bawaannya menunda terus. Tapi kalau main game, Wih cepet banget sampai nyamber segala hehehe...
E..tapi tidak semua kan ya mak...
Pengalaman saya mak, sejak kecil Fawaz sudah saya ajarkan mengenal Allah. Dulu ketika baju koko seukuran dia belum ada, saya bela-belain menjahitkannya di penjahit. Jadilah setiap acara keagamaan, Fawaz selalu saya bawa serta.
Ternyata efeknya sampai sekarang. Ia jadi terbiasa dengan kegiatan keagamaan. Disamping itu saya juga memberikan contoh di rumah. Ternyata apa yang saya lakukan di rumah seperti sholat dan membaca al-qur'an diikuti Fawaz sampai sekarang.
Jadi mak untuk mengajarkan anak mengenal Tuhan-Nya itu harus dimulai dari orang tuanya. Seberapa besar kita menanamkan nilai-nilai agama kepada anak, seberapa sering kita memberikan contoh menjalankan ibadah dan seberapa sering kita mengimplementasikan nilai-nilai ibadah bagi kepentingan orang lain, niscaya anakpun akan mencontoh setiap sikap dan perbuatan kita.
Satu hal yang tak boleh terlupa, dampingi anak kita, ingatkan terus untuk selalu beribadah. Bila anak masih beraktifitas memasuki waktu ibadah, jangan bosan-bosan untuk mengingatkan agar berhenti sejenak guna beribadah. Kelak bila sang anak telah terbiasa maka ia akan disiplin dengan sendirinya.
Fawaz juga demikian mak. Saya memberinya kebebasan untuk melakukan aktivitasnya. Namun bukan berarti saya lepas tangan. Tetap ada kontrol, artinya di setiap jam ibadah selalu saya ingatkan dia untuk melaksanakan kewajibannya sebagai umat Islam.
Minggu, 08 Februari 2015
Kamis, 05 Februari 2015
Aturan Sekolah Yang Aneh Bikin Orang Tua Pusing
Maak...sebenarnya saya ingin sekali seperti emak-emak lainnya yang menyekolahkan anaknya di sekolah favorit. Sayang, seringnya berpindah-pindah tempat tinggal membuat saya miskin informasi. Apalagi kalau mendengar biaya pendidikan di sekolah favorit yang super mahal...aduhhh nyerah aja deh. Akhirnya balik lagi ke sekolah yang minim biaya.
Tapi ya gitu mak, sekolah minim biaya, peraturannya makin aneh-aneh. Dan karena minim informasi itulah akhirnya saya menyekolahkan Fawaz di sekolah negeri. Sebenarnya tidak masalah sih mau memasukkan Fawaz di sekolah manapun, asal dia nyaman dan mudah mengikuti pelajarannya.
Tapi ya gitu mak, sekolah minim biaya, peraturannya makin aneh-aneh. Dan karena minim informasi itulah akhirnya saya menyekolahkan Fawaz di sekolah negeri. Sebenarnya tidak masalah sih mau memasukkan Fawaz di sekolah manapun, asal dia nyaman dan mudah mengikuti pelajarannya.
Selasa, 03 Februari 2015
Waspadai Pedagang Makanan Nakal
Selamat pagi emak-emak yang cantik nan inspiratif, kali ini saya ingin sedikit berceloteh tentang jajanan yang beredar di sekeliling kita. Jangan sampai kita terlena oleh makin banyaknya aneka rupa jajanan, hingga tidak mengulik bagaimana proses pembuatannya. Terutama bahan yang digunakan untuk mencampur adonan jajanan tersebut.
Menyaksikan tayangan Reportase Investigasi di sebuah stasiun televisi, sungguh membuat saya tercengang mak. Pasalnya jajanan yang dulu kerapkali saya beli, bahkan sering saya gunakan sebagai pengganjal perut, ternyata ada bahan berbahaya didalamnya. Bila jajanan itu sering dikonsumsi lambat laun akan merusak organ tubuh kita.
Menyaksikan tayangan Reportase Investigasi di sebuah stasiun televisi, sungguh membuat saya tercengang mak. Pasalnya jajanan yang dulu kerapkali saya beli, bahkan sering saya gunakan sebagai pengganjal perut, ternyata ada bahan berbahaya didalamnya. Bila jajanan itu sering dikonsumsi lambat laun akan merusak organ tubuh kita.
Jumat, 30 Januari 2015
Anak Butuh Didampingi dan Diperhatikan
Mak...satu pertanyaan yang sampai saat ini saya masih
bingung menjawabnya.
Bagaimana emak memperlakukan anak-anak emak, offer
protective, sedikit pengawasan, selalu diawasi atau dibiarkan?
Jawabannya tergantung kali ya mak....hehehe......
Dalam artian kalau anak tersebut masih kecil tentunya akan
kita awasi dan dampingi dalam segala hal. Namun bila anak sudah dewasa, kita
akan perlahan melepaskannya dengan tujuan agar sang anak bisa mandiri. Betul
kan? Melepaskan disini bukan berarti
kita membiarkan sang anak berbuat semaunya tanpa kita kontrol. Meski mereka
sudah besar, tugas kita sebagai orang tua adalah tetap mengawasinya, karena
lingkungan anak-anak berada itu tidak selalu sama.
Senin, 26 Januari 2015
Ajari Anak Untuk Mengenal Kata Maaf
Maaak......pernahkah emak menganggap anak-anak itu nakal? Mereka susah diatur, suka membantah bahkan minta sesuatu seolah memaksa. Atau pernahkah emak melihat seorang anak jail yang terus membuat temannya menangis? Atau bahkan emak sering memarahi anak-anak gara-gara mereka suka ceroboh, menumpahkan sayur, mencorat-coret dinding tembok atau mengompol sekalipun?
Itulah dunia anak-anak mak. Mereka dengan segala tingkah lakunya kadang membuat kita sebagai orang tuanya geram. Apalagi jika melihat barang kita yang dibeli dengan harga mahal, tiba-tiba dipecahkan oleh anak atau dibuat mainan sehingga ia rusak, pastinya kita akan marah bahkan tanpa sengaja memukulnya.
Itulah dunia anak-anak mak. Mereka dengan segala tingkah lakunya kadang membuat kita sebagai orang tuanya geram. Apalagi jika melihat barang kita yang dibeli dengan harga mahal, tiba-tiba dipecahkan oleh anak atau dibuat mainan sehingga ia rusak, pastinya kita akan marah bahkan tanpa sengaja memukulnya.
Selasa, 16 Desember 2014
Raport Kurikulum 2013
Mak...beberapa waktu lalu Fawaz menerima raport semester 1. Di kelas 4 ini kurikulum yang diajarkan di sekolahnya adalah Kurikulum 2013. Begitu melihat penampakan raportnya, anak-anakpun hanya bergumam, "ah, raportnya hanya seperti ini saja..."
Dari kalimat sekilas itu saya bisa menyimpulkan bahwa anak-anak merasa kecewa. Pasalnya, cara pembelajaran yang diterapkan di sekolah mengharuskan anak-anak belajar keras agar mendapat nilai bagus. Bahkan mereka selalu berjuang untuk mengumpulkan poin-poinnya. Semakin banyak mendapat poin di sekolah, maka hasil yang didapat akan bagus. Dari poin-poin yang dikumpulkan selanjtkan akan diakumulasikan dengan nilai-nilai ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
Dari kalimat sekilas itu saya bisa menyimpulkan bahwa anak-anak merasa kecewa. Pasalnya, cara pembelajaran yang diterapkan di sekolah mengharuskan anak-anak belajar keras agar mendapat nilai bagus. Bahkan mereka selalu berjuang untuk mengumpulkan poin-poinnya. Semakin banyak mendapat poin di sekolah, maka hasil yang didapat akan bagus. Dari poin-poin yang dikumpulkan selanjtkan akan diakumulasikan dengan nilai-nilai ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
Senin, 08 Desember 2014
Kurikulum 2013 Dihapus?
Mendengar berita dihapusnya Kurikulum 2013, tentunya ada sebagian yang bersorak gembira. Terutama para orang tua yang selama ini ikut pusing mendampingi buah hatinya belajar. Mungkin sebagian guru/pengajar demikian halnya. Mereka yang belum siap mengajar sesuai K-13, tentunya menyambut gembira berita ini.
Lho mengapa harus dihapus? Bukankah sebagian sekolah sudah menerapkannya? Apakah tidak rugi? Perencanaan K-13 yang meliputi berbagai hal, mulai dari penyediaan sarana dan prasarana, memberikan bimbingan kepada Kepala Sekolah dan para guru, pendistribusian buku dan lain sebagainya, tentunya menelan biaya banyak. Bila program ini dihentikan seketika, otomatis negara akan menanggung kerugian.
Lho mengapa harus dihapus? Bukankah sebagian sekolah sudah menerapkannya? Apakah tidak rugi? Perencanaan K-13 yang meliputi berbagai hal, mulai dari penyediaan sarana dan prasarana, memberikan bimbingan kepada Kepala Sekolah dan para guru, pendistribusian buku dan lain sebagainya, tentunya menelan biaya banyak. Bila program ini dihentikan seketika, otomatis negara akan menanggung kerugian.
Langganan:
Komentar (Atom)





